
“Peran pelatih dalam sepak bola modern tidak lagi semata teknis, melainkan juga strategis dan manajerial. Klub-klub yang memberi ruang pada pelatih untuk turut serta dalam kebijakan transfer dan pengambilan keputusan korporat cenderung memiliki stabilitas jangka panjang.”
RI News Portal. Jakarta 14 Mei 2025 – Cesc Fàbregas di klub Serie B Italia, Como 1907, di tengah spekulasi ketertarikan Bayer Leverkusen, serta mengevaluasi dinamika hubungan antara kepelatihan, manajemen klub, dan kepemilikan modal transnasional dalam lanskap sepak bola Eropa.
Fenomena mantan pemain bintang yang beralih menjadi pelatih atau manajer di era sepak bola modern telah menjadi tren global. Cesc Fàbregas, mantan gelandang tim nasional Spanyol, Arsenal, dan FC Barcelona, menjadi salah satu figur terbaru dalam tren ini. Setelah pensiun sebagai pemain, Fàbregas dipercaya menangani Como 1907, klub Italia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Grup Djarum asal Indonesia. Isu yang berkembang pada Mei 2025 menyebutkan bahwa Bayer Leverkusen sempat mengincar Fàbregas sebagai suksesor Xabi Alonso. Namun, laporan terkini dari Football Italia (8 Mei 2025) mengonfirmasi bahwa Fàbregas akan tetap bersama Como untuk musim kompetisi berikutnya.

Berdasarkan laporan dari Gianluca Di Marzio dan Sky Sport Italia, kesepakatan baru antara Como dan Fàbregas tidak mengubah durasi kontrak yang masih berlaku hingga 2028. Namun, yang menarik adalah transformasi peran Fàbregas dari sekadar pelatih kepala menjadi figur manajerial dengan otoritas lebih luas dalam kebijakan transfer dan pengambilan keputusan korporat. Dalam perspektif manajemen olahraga, hal ini menunjukkan pergeseran model pelatih tradisional menjadi “manajer strategis”, sebagaimana terjadi di klub-klub Inggris.
Perubahan tersebut bukan hanya strategi personal, tetapi juga mencerminkan pendekatan investasi jangka panjang yang dilakukan oleh Grup Djarum. Fàbregas dinilai sebagai aset strategis dalam upaya membangun identitas klub yang kompetitif dan stabil di kancah sepak bola Italia.

Kepemilikan Como oleh investor Indonesia juga patut dicermati sebagai bagian dari perluasan jejak global modal Asia Tenggara dalam dunia olahraga Eropa. Djarum Group melalui entitas SENT Entertainment Ltd telah mengelola Como sejak 2019. Investasi ini tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga simbol politik lunak (soft power) Indonesia di Eropa melalui saluran sepak bola. Dengan mempertahankan Fàbregas, Como berupaya mempertahankan kontinuitas proyek jangka panjang yang selaras dengan strategi branding dan perluasan jaringan bisnis global.
Isu ketertarikan Bayer Leverkusen terhadap Fàbregas terjadi seiring pengumuman bahwa Xabi Alonso akan bergabung dengan Real Madrid. Mengingat status Leverkusen sebagai peserta Liga Champions musim depan, tawaran tersebut tentu menggoda secara karier profesional. Namun, keputusan Fàbregas untuk bertahan menunjukkan loyalitas terhadap proyek yang sedang dibangun di Como, sekaligus kemungkinan adanya kepercayaan yang diberikan padanya untuk membentuk visi klub secara holistik—hal yang tidak selalu dimungkinkan di klub-klub besar dengan tekanan hasil instan.
Baca juga : Diplomasi Parlemen dan Tantangan Tata Kelola: Indonesia Tuan Rumah Sidang ke-19 PUIC
Pada musim perdananya, Fàbregas berhasil membawa Como menempati posisi ke-10 klasemen sementara Serie B dengan torehan 48 poin, hasil dari 13 kemenangan, 9 imbang, dan 14 kekalahan. Capaian ini dinilai sebagai fondasi yang menjanjikan bagi klub yang sempat berjuang keluar dari degradasi beberapa musim sebelumnya. Dengan peran baru yang lebih luas dan insentif finansial yang diperbarui, Fàbregas diharapkan mampu membentuk struktur jangka panjang yang kokoh baik secara taktis maupun institusional.
Keputusan Cesc Fàbregas untuk tetap menangani Como 1907 mencerminkan dinamika baru dalam hubungan antara manajemen pelatih, investasi global, dan strategi pembangunan klub. Lebih jauh, fenomena ini juga menunjukkan bagaimana klub-klub menengah di Eropa mulai membangun daya tawar sendiri melalui sinergi antara visi manajerial dan kepemilikan transnasional. Dalam konteks geopolitik olahraga, keberadaan investor Indonesia dalam proyek Como memberikan studi kasus penting tentang bagaimana negara berkembang dapat memainkan peran dalam peta kekuatan baru sepak bola dunia.
Pewarta : Vie

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal