Skip to content
02/07/2025
  • Facebook
  • Youtube
  • Instagram
RI NEWS

RI NEWS

PORTAL BERITA INDONESIA

baner iklan
Primary Menu
  • Beranda
  • Internasional
  • Nasional
    • IstanaBerita seputar Istana
    • PemerintahanBerita seputar Pemerintahan
    • Parlemen
  • Regional
    • DKI JakartaBerita seputar DKI Jakarta
    • Jawa BaratBerita seputar Jawa Barat
    • Jawa TengahBerita seputar Jawa Tangah
    • Jawa TimurBerita seputar Jawa Timur
    • BaliBerita Seputar Bali
    • Nusa TenggaraBerita seputar Nusa Tenggara
    • SumateraBerita seputar Sumatera
    • KalimantanBerita seputar Kalimantan
    • SulawesiBerita seputar Sulawesi
    • PapuaBerita seputar Papua
  • Hiburan
  • Budaya
  • Buser Berita
    • TNI/PolriBerita seputar TNI dan Polri
    • KPKBerita seputar KPK
    • Hukum/PolitikBerita seputar Hukum
  • Olah Raga
  • Redaksi
  • Privacy Policy
Live
  • Home
  • World
  • Ambang Perang Nuklir dan Dinamika Gencatan Senjata, Terhadap Pernyataan Vladimir Putin dan Eskalasi Konflik Rusia–Ukraina Tahun 2025

Ambang Perang Nuklir dan Dinamika Gencatan Senjata, Terhadap Pernyataan Vladimir Putin dan Eskalasi Konflik Rusia–Ukraina Tahun 2025

Jurnalis RI News Portal Posted on 2 bulan ago 3 min read
Ambang Perang Nuklir dan Dinamika Gencatan Senjata
Silahkan bagikan ke media anda ...

“Rusia menggunakan doktrin ‘escalate to de-escalate’ untuk menekan lawan-lawannya secara psikologis dan diplomatis. Retorika nuklir bukan hanya instrumen pertahanan, tetapi juga alat negosiasi.”
— Dr. Katarzyna Zysk, Profesor Studi Strategis

RI News Portal. Jakarta, 04-Mei-2025. Konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina terus mengalami eskalasi meskipun terdapat berbagai inisiatif gencatan senjata. Dalam konteks ini, pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai kemungkinan penggunaan senjata nuklir menjadi perhatian global. Artikel ini menganalisis narasi politik dan strategi keamanan yang disampaikan oleh Presiden Putin dalam dokumenter resmi televisi pemerintah Rusia, serta merespons perkembangan diplomatik dan militer terkini, termasuk serangan drone di Kyiv dan perbedaan persepsi antara Rusia dan Ukraina terkait gencatan senjata. Dengan pendekatan kualitatif dan kerangka analisis studi keamanan, tulisan ini menunjukkan bagaimana retorika nuklir dan narasi sejarah digunakan sebagai instrumen legitimasi sekaligus tekanan dalam perang jangka panjang.

Konflik Rusia–Ukraina yang dimulai secara intensif sejak Februari 2022 telah memasuki tahun ketiganya dengan tingkat eskalasi yang mengkhawatirkan. Selain pertempuran di medan perang, perang narasi dan diplomasi berlangsung secara paralel. Salah satu perkembangan krusial adalah pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait kesiapan nuklir negara tersebut, yang menandai perubahan doktrinal sekaligus bentuk sinyal strategis terhadap kekuatan Barat.

Dalam dokumenter bertema kepemimpinan selama seperempat abad yang ditayangkan oleh televisi pemerintah Rusia pada awal Mei 2025, Presiden Putin menyampaikan bahwa “belum ada kebutuhan untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina” dan berharap situasi tersebut tidak akan terjadi. Meskipun demikian, Putin menekankan bahwa Rusia memiliki “kekuatan dan sarana” untuk membawa konflik menuju “kesimpulan logis.” Ungkapan ini mencerminkan kesinambungan antara retorika militer dan kebijakan luar negeri Rusia yang semakin mengarah pada intensifikasi konflik sebagai instrumen negosiasi.

Lebih lanjut, pada November 2024, Rusia mengadopsi versi terbaru dari doktrin nuklir nasional, yang menurunkan ambang penggunaan senjata nuklir, termasuk kemungkinan respons terhadap serangan konvensional yang didukung kekuatan nuklir asing. Hal ini memperluas spektrum legitimasi penggunaan senjata pemusnah massal dalam kerangka pertahanan nasional, yang dinilai oleh banyak pihak sebagai bentuk ancaman terselubung terhadap NATO dan mitra Ukraina.

Baca juga : Audit Investigatif Inspektorat Terhadap Pembangunan Jalan Rabat Beton di Pekon Heni Arong, Lampung Barat

Dinamika Gencatan Senjata dan Ketegangan Diplomatik
Pernyataan Putin bertepatan dengan usulan gencatan senjata sepihak oleh Rusia selama 72 jam untuk memperingati Hari Kemenangan (8–10 Mei), yang oleh Ukraina dianggap sebagai manuver simbolik. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut langkah tersebut sebagai “upaya menciptakan suasana yang lembut” menjelang perayaan tahunan Rusia, seraya memperbarui seruan untuk gencatan senjata selama 30 hari, sebagaimana diusulkan oleh Amerika Serikat.

Perbedaan persepsi ini mencerminkan ketegangan diplomatik yang lebih dalam, di mana Rusia memosisikan dirinya sebagai kekuatan yang menawarkan “solusi damai” dengan pendekatan yang bersifat sepihak dan simbolis, sementara Ukraina menuntut konsistensi dalam tindakan dan substansi diplomatik.

Pada saat wacana gencatan senjata mencuat, serangan udara Rusia ke ibu kota Ukraina, Kyiv, menunjukkan kontras antara narasi diplomatik dan kenyataan militer. Serangan drone pada malam hari melukai 11 warga sipil, termasuk dua anak. Selain itu, serangan bom berpemandu di wilayah Dnipropetrovsk dan Sumy menewaskan sedikitnya dua orang.

Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa sebanyak 165 drone dan umpan peledak diluncurkan oleh Rusia dalam satu malam, dengan 69 berhasil dicegat. Kementerian Pertahanan Rusia juga melaporkan keberhasilan menembak jatuh 13 drone Ukraina, menunjukkan intensitas konfrontasi udara yang masih tinggi.

Pernyataan Putin mengenai kesiapan senjata nuklir, yang diimbangi dengan upaya gencatan senjata simbolik, dapat dibaca sebagai bagian dari strategi “escalate to de-escalate,” di mana peningkatan ancaman dimaksudkan untuk menekan pihak lawan menuju kompromi. Namun, pendekatan ini mengandung risiko eskalasi tak terkendali, terutama dalam konteks ketegangan Rusia–NATO yang terus meningkat.

Kementerian Kesehatan Palestina menyebut bahwa seorang pria Palestina dibunuh oleh tentara Israel pada Jumat (2/5) di kamp pengungsi Balata,.

Secara etika politik, penggunaan retorika nuklir di tengah konflik yang telah menimbulkan banyak korban sipil menimbulkan pertanyaan mendalam mengenai legitimasi moral strategi militer Rusia. Di sisi lain, ketidaksepakatan terhadap bentuk dan substansi gencatan senjata menunjukkan bahwa jalur damai masih dibayangi oleh kepentingan strategis masing-masing pihak.

Konflik Rusia–Ukraina saat ini telah memasuki fase di mana narasi nuklir, simbolisme sejarah, dan realitas di medan tempur saling terkait dalam satu ekosistem konflik berkepanjangan. Pernyataan Presiden Putin mencerminkan keseimbangan antara ancaman dan ajakan kompromi, namun juga memperlihatkan ketidaksinkronan antara wacana damai dan tindakan militer. Guna mendorong resolusi jangka panjang, diperlukan inisiatif internasional yang lebih kuat, termasuk penekanan terhadap prinsip-prinsip hukum humaniter dan pencegahan proliferasi senjata nuklir.

Pewarta : Setiawan S.Th

Baca Berita lain >>>>>>>>>>>
#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal

Silahkan bagikan ke media anda ...

Continue Reading

Previous: Audit Investigatif Inspektorat Terhadap Pembangunan Jalan Rabat Beton di Pekon Heni Arong, Lampung Barat
Next: Dua Orang Ditangkap Terkait Dugaan Rencana Serangan Bom di Konser Lady Gaga di Rio de Janeiro

Related Stories

Rusia Klaim Kuasai Seluruh Wilayah Luhansk
2 min read

Rusia Klaim Kuasai Seluruh Wilayah Luhansk, Ukraina Perkuat Upaya Pertahanan

Jurnalis RI News Portal Posted on 4 jam ago
Mahkamah Konstitusi Thailand Skors Paetongtarn Shinawatra
3 min read

Mahkamah Konstitusi Thailand Skors Paetongtarn Shinawatra, Dinasti Politik Shinawatra di Ujung Tanduk

Jurnalis RI News Portal Posted on 4 jam ago
Iran Akui Kerusakan Serius Akibat Serangan AS-Israel
2 min read

Iran Akui Kerusakan Serius Akibat Serangan AS-Israel, Peluang Dialog dengan Washington Masih Terbuka

Jurnalis RI News Portal Posted on 4 jam ago
#Advestaiment RI_News
#Iklan RI_News
#Iklan RI_News
#Iklan RI_News

Recent Posts

  • BTS Umumkan Comeback pada 2026 dengan Album Baru dan Tur Dunia
  • Movie Review: “Jurassic World Rebirth” Napas Baru Sang Dinosaurus, Aksi Seru di Pulau Terlantar
  • Rusia Klaim Kuasai Seluruh Wilayah Luhansk, Ukraina Perkuat Upaya Pertahanan
  • Mahkamah Konstitusi Thailand Skors Paetongtarn Shinawatra, Dinasti Politik Shinawatra di Ujung Tanduk
  • Iran Akui Kerusakan Serius Akibat Serangan AS-Israel, Peluang Dialog dengan Washington Masih Terbuka

Komentar

  1. Sami.s mengenai MK Pisahkan Pemilu Nasional dan Lokal Mulai 2029, Akhiri “Perimpitan” Tahapan Demokrasi
  2. Sami.s mengenai Beijing Serukan AS Berhenti Sebarkan Persepsi Menyesatkan tentang China
  3. Sugeng Rudianto mengenai Kirab Gunungan Apem Desa Tanggulangin: Tradisi Religius dan Strategi Penguatan Destinasi Wisata Berbasis Budaya Lokal
  4. Tukino gaul gaul mengenai Desa Slogoretno Masuk 15 Besar Nasional: Model Inovasi Digitalisasi Desa dari Wonogiri
  5. Sami.s mengenai CBI SME Bureau Diresmikan: Langkah Strategis Meningkatkan Inklusi Pembiayaan UMKM Melalui Skema B2B Berbasis Data

Arsip

  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • Mei 2024

Berita Video

Berita video mengungkap fakta dengan visual live dan streaming.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bersama Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu meninjau langsung tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Minggu (7/6), menyusul protes masyarakat setempat. Pemerintah memutuskan menghentikan sementara aktivitas tambang sambil menunggu evaluasi menyeluruh dari Kementerian ESDM.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Sabtu (7/6), menyebut Uni Eropa telah menyepakati pemberian level playing field untuk produk ekspor perikanan Indonesia. Dengan demikian, produk perikanan RI mendapatkan perlakuan yang setara dengan negara-negara ASEAN lain seperti Thailand dan Filipina.

Cara Instal Aplikasi RI News Portal di HP kalian ; Download file Zip apk RI News Portal, simpan dan ekstrak file Zip. Kemudian instal ..... enjoy RI News Portal sudah di HP Kalian.

Aplikasi RI News PortalUnduh
Aplikasi RI News PortalUnduh

RI NEWS-Media Portal Berita Republik Indonesia-Menyajikan informasi peristiwa yang teraktual dan terpercaya-Virnanda Creator Production adalah media pemberitaan yang berdedikasi tinggi untuk menyampaikan informasi berkualitas kepada masyarakat. Kami berkomitmen untuk menjadi sumber informasi dunia yang akurat, cepat, dan terpercaya. Kami percaya bahwa informasi yang baik dapat mencerdaskan umat manusia dan menjaga kedamaian dunia. Oleh karena itu, kami berupaya menciptakan dunia yang terbebas dari pertikaian dan permusuhan.

Pos-pos Terbaru

  • BTS Umumkan Comeback pada 2026 dengan Album Baru dan Tur Dunia
  • Movie Review: “Jurassic World Rebirth” Napas Baru Sang Dinosaurus, Aksi Seru di Pulau Terlantar
  • Rusia Klaim Kuasai Seluruh Wilayah Luhansk, Ukraina Perkuat Upaya Pertahanan
  • Mahkamah Konstitusi Thailand Skors Paetongtarn Shinawatra, Dinasti Politik Shinawatra di Ujung Tanduk
  • Iran Akui Kerusakan Serius Akibat Serangan AS-Israel, Peluang Dialog dengan Washington Masih Terbuka
Copyright © RI News Production | Editor IT by Setiawan Wibisono | PT. VIRNANDA CREATOR PRODUCTIONS.