
RI News Portal. Jakarta, Kementerian Kebudayaan menggelar sebuah diskusi publik tentang tindaklanjut penelitian situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengatakan akan melibatkan berbagai ahli arkeologi hingga sejarawan untuk mengungkap misteri tentang Gunung Padang.
“Dengan mengungkap apa yang terjadi dengan Gunung Padang, kita harus bersama-sama berkolaborasi dengan berbagai pihak. Kita akan menanti jawaban, apa yang sebenarnya terjadi dengan Gunung Padang,” kata Fadli dalam Diskusi Publik ‘Melihat Kembali Nilai-Nilai Penting Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang’ di Graha Utama, Gedung Ki Hajar Dewantara Lantai 3, Kemendikdasmen, Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Diskusi yang memakan waktu hingga kurang lebih tiga jam tersebut masih menyisakan kebingungan dan pertanyaan yang belum terjawab. Meskipun demikian, ada beberapa poin yang bisa Anda pahami terkait tindaklanjut penelitian situs Gunung Padang.
1. Kolom Basal Tidak Terbentuk Secara Alami dari Aliran Lava
Pakar Geologi Gempa Bumi dan Geotektonik, Danny Hilman Natawidjaja menekankan kolom basal tidak terbentuk alami dari aliran lava. Menurutnya, struktur modifikasi kolom basal secara vertikal itu adalah buatan manusia.
Baca juga : Partai Gerindra Usulkan Prabowo Maju Lagi di Pilpres Tahun 2029
Pernyataan ini tentunya merupakan pernyataan yang tidak biasa dari seorang profesor geologi seperti dirinya. Salah satu kolom basal horizontal alami yang ditemukan adalah Giant’s Causeway, dan Devils Postpile National Monumen.
2. Saluran Air Panas Berkontribusi dalam Pembuatan Gunung Padang
Faktanya, sendi kolom horizontal umum tanggul ditemukan di tanggul (dyke) vertikal yang merupakan saluran magma intrusif. Sejalan dengan Natawidjaja, Ahli Geologi, Sutikno Bronto menyebut bahwa saluran air panas bumi terlibat dalam proses pembuatan Gunung Padang.
3. Asal Usul Material Kolom Basal
Namun sayangnya, Natawidjaja membantah penelitian geologi dari Dr. Bronto. Ia mengatakan bahwa material timbununan yang ditemukan diantara kolom basal bukanlah material dari kolom basal yang telah lapuk.
Melainkan material buatan manusia, yaitu semen purba yang terkenal itu. Untuk menunjukan hasil klaimnya, ia menunjukan hasil analisis petrografi yang dilakukan oleh rekannya, Nurhandoko.
4. Masih Memperdebatkan Kandungan Material
Meskipun demikian, hal utama yang dipersoalkan adalah sifat kandungan materialnya. Namun, Bronto menjelaskan dengan jelas bahwa komposisi campuran tanah purba di sekitarnya terdiri dari gabungan batuan hidrotermal.
Batuan hidrotermal terjadi karena perubahan secara hidrotermal dari puing-puing tanah longsor yang menunjukkan bahwa itu adalah material lokal. Meskipun demikian, Natawidjaya menegaskan bahwa material timbunan itu bukan material lokal, tetapi diangkut dari tempat lain sebagai semen.
Pewarta : Albertus P

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal