RI News Portal. Jakarta, 2 November 2025 – Liverpool berhasil kembali ke trek kemenangan dengan mengalahkan Aston Villa 2-0 pada pekan lanjutan Liga Inggris 2025/2026, yang digelar di Stadion Anfield pada Minggu dini hari WIB. Kemenangan ini menjadi titik balik bagi The Reds setelah melalui periode sulit dengan empat kekalahan beruntun di kompetisi domestik.
Analisis pasca-pertandingan menunjukkan bahwa kemenangan ini tidak hanya menambah tiga poin krusial, tetapi juga merefleksikan adaptasi taktis di bawah pelatih Arne Slot. Dua gol yang dicetak Mohamed Salah pada injury time babak pertama (45+1′) dan Ryan Gravenberch di menit ke-58 menjadi penentu, mengakhiri paceklik kemenangan Liverpool dalam lima laga terakhir liga. Hasil ini mengangkat posisi mereka ke peringkat ketiga klasemen sementara dengan 18 poin, tertinggal selisih gol dari Bournemouth di posisi kedua dan tujuh poin dari Arsenal yang memimpin.
Dari perspektif akademis, pertandingan ini dapat dilihat sebagai studi kasus tentang resiliensi tim dalam menghadapi tekanan psikologis. Rentetan kekalahan sebelumnya telah menimbulkan spekulasi mengenai stabilitas skuad, terutama di lini tengah yang kerap kehilangan bola di area kritis. Namun, dominasi penguasaan bola di babak kedua – mencapai sekitar 62% berdasarkan data pertandingan – menandakan pergeseran strategi dari serangan balik cepat menjadi pengendalian tempo yang lebih matang.

Pertandingan dimulai dengan intensitas tinggi, di mana Aston Villa hampir unggul lebih dulu. Pada menit keenam, tendangan melengkung Morgan Rogers menghantam tiang gawang yang dijaga Giorgi Mamardashvili, kiper Liverpool yang tampil solid sepanjang laga. Respons tuan rumah datang melalui Dominik Szoboszlai di menit ke-15, meski usahanya masih melebar. Hugo Ekitike kemudian menyambut umpan sundulan Cody Gakpo dua menit kemudian, tetapi arahnya melenceng.
Villa terus mengancam, dengan Matty Cash memaksa Mamardashvili melakukan penyelamatan pada menit ke-19, diikuti tepisan atas tembakan jarak jauh John McGinn. Kiper tamu, Emiliano Martinez, menjadi figur sentral di babak pertama dengan serangkaian aksi heroik, termasuk menggagalkan dua peluang Szoboszlai – satu di antaranya dari tendangan bebas pada menit ke-32.
Momen kontroversial terjadi di menit ke-43 ketika sundulan Ekitike dari umpan silang Szoboszlai dianulir karena offside, sebuah keputusan yang menyoroti ketatnya penerapan VAR dalam situasi transisi cepat. Gol pembuka akhirnya lahir dari kesalahan individu: Martinez gagal mengamankan bola saat membuangnya, yang jatuh ke kaki Salah untuk diselesaikan dengan tenang ke gawang kosong.
Baca juga : Dominasi Absolut Real Madrid: Mbappé dan Bellingham Hancurkan Valencia 4-0 di Bernabéu
Babak kedua menyaksikan transformasi Liverpool. Kerja sama Gakpo dan Alexis Mac Allister menghasilkan umpan matang kepada Gravenberch, yang menusuk ke kotak penalti dan melepaskan tendangan keras. Defleksi dari Pau Torres membuat bola mengecoh Martinez, memperlebar keunggulan menjadi 2-0. Dengan margin aman, Liverpool bermain lebih ekspansif; Ekitike dan Salah masih menciptakan peluang di sisa waktu, meski tanpa tambahan gol.
Secara taktis, kemenangan ini menggarisbawahi pentingnya fleksibilitas formasi. Slot tampaknya menyesuaikan peran Gravenberch dari gelandang bertahan menjadi lebih ofensif, yanged with data from similar matches, ini berkontribusi pada peningkatan efisiensi serangan. Bagi Aston Villa, kekalahan ini menempatkan mereka di posisi ke-11 dengan 15 poin, menekankan kebutuhan perbaikan di lini belakang yang rentan terhadap kesalahan sendiri.

Dari sudut pandang sosiologis olahraga, kemenangan di Anfield – kandang yang ikonik – dapat meningkatkan moral pendukung dan pemain, potensial memicu efek domino positif di laga mendatang. Penelitian serupa dalam jurnal olahraga menunjukkan bahwa kemenangan pasca-krisis sering kali menjadi katalisator untuk performa berkelanjutan, asalkan didukung manajemen emosi tim.
Kemenangan ini membuktikan bahwa Liverpool, di bawah Slot, sedang dalam fase transisi yang menjanjikan. Dengan jeda internasional di depan mata, fokus kini beralih pada pemulihan dan konsolidasi untuk mengejar ketertinggalan dari papan atas.
Pewarta : Vie

