
RI News Portal. Semarang, 16 Oktober 2025 – Dalam upaya memperkuat adaptasi kepolisian terhadap dinamika globalisasi, Polda Jawa Tengah menyambut kunjungan tim akademisi dari Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia. Kegiatan bertajuk “E-Policing dan Keteraturan” ini digelar di Aula Lantai 2 Mapolda Jateng pada Rabu (15/10/2025), menggabungkan sosialisasi, pengabdian masyarakat, dan diskusi mendalam tentang transformasi digital di ranah penegakan hukum.
Dipimpin oleh Dr. Drs. Arthur Josias Simon Runturambi, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Kajian Ilmu Kepolisian (KIK) SKSG UI, rombongan dosen dan peneliti UI hadir untuk berbagi wawasan akademik. Mewakili Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Karo SDM Polda Jateng Kombes Pol Noviana Tursanurohmad membacakan sambutan yang menekankan urgensi e-Policing sebagai respons terhadap kejahatan berbasis teknologi.
“Globalisasi melahirkan ancaman keamanan yang rumit: kejahatan sistematis, terorganisir, dan memanfaatkan gadget canggih. Polri wajib berevolusi melalui teknologi informasi yang transparan dan akuntabel,” tegas Noviana, seraya menyampaikan apresiasi atas kontribusi UI. Ia menyoroti e-Policing sebagai fondasi pelayanan prima—cepat, akurat, informatif, dan mudah diakses—yang berpotensi memutus rantai penyimpangan seperti suap atau penyalahgunaan wewenang.

Lebih jauh, inisiatif ini selaras dengan visi Indonesia Emas 2045 melalui reformasi kultural Polri. “Bukan sekadar percepatan layanan, tapi juga pembentukan perilaku anggota yang lebih profesional,” tambahnya, menegaskan peran big data dalam membangun kepercayaan publik.
Dr. Arthur Runturambi menjelaskan, kegiatan ini lahir dari mandat Program Studi KIK SKSG UI untuk menghubungkan teori dengan praktik. “Kami berkontribusi melalui riset yang memperkaya konsep e-Policing, sekaligus menjaga keteraturan sosial di tengah disrupsi digital,” ujarnya. Fokus utama: digitalisasi layanan, etika profesi, dan tantangan hukum di era AI.
Puncak acara adalah Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan personel Polda Jateng sebagai responden utama. Sesi ini mengupas isu krusial, mulai dari integrasi aplikasi mobile untuk laporan cepat hingga algoritma prediktif untuk pencegahan kriminalitas. “Diskusi ini bukan monolog, tapi dialog dua arah yang lahirkan solusi inovatif,” kata salah satu dosen UI yang terlibat.
Baca juga : Melawi Siaga Total: BMKG Prediksi Hujan Lebat Picu Banjir dan Longsor Hari Ini
Sinergi Polda Jateng-UI ini mencerminkan komitmen Polri dalam pengembangan SDM melalui riset lintas disiplin. Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto menyebutnya sebagai “jembatan emas” antara akademisi dan praktisi. “Kolaborasi ini buktikan Polri tak lagi institusi tertutup. Kami adaptif, terbuka pada masukan ilmiah, demi pelayanan yang dipercaya rakyat,” tegas Artanto.
Dari perspektif akademis, Dr. Arthur menambahkan nilai tambah: “E-Policing bukan gadget semata, tapi ekosistem yang wujudkan keadilan inklusif. Hasil FGD ini akan jadi bahan disertasi dan policy brief untuk Kapolri.”
Kegiatan ditutup dengan kesepakatan follow-up: workshop lanjutan dan publikasi bersama pada 2026. Langkah ini diharapkan jadi model nasional, mempercepat transisi Polri ke era policing 4.0—di mana teknologi tak hanya alat, tapi pilar keteraturan sosial berkelanjutan.
Pewarta : Nandang Bramantyo
