
RI News Portal. Kebumen, 6 Oktober 2025 – Warga Desa Rowosari, Kecamatan Bonorowo, Kabupaten Kebumen, dikejutkan oleh penggerebekan terhadap seorang kepala desa (Kades) dari Desa Patukrejo dan seorang pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) pada Sabtu (5/10/2025) tengah malam. Keduanya diduga menjalin hubungan terlarang di sebuah rumah kontrakan yang ditempati pendamping PKH berinisial O, seorang janda yang telah tinggal di desa tersebut selama sekitar satu tahun.
Peristiwa ini berawal dari kecurigaan warga terhadap aktivitas tidak biasa di rumah kontrakan tersebut pada malam hari. Sekitar pukul 01.00 WIB, puluhan warga mendatangi lokasi untuk memastikan dugaan mereka. Saat tiba, mereka menemukan Kades Patukrejo berada di dalam rumah. Menurut keterangan seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan, Kades tersebut sempat berusaha melarikan diri melalui pintu belakang, namun berhasil dicegat oleh warga.
“Kebenaran terungkap saat kami datang. Kades Patukrejo ada di dalam rumah. Ini bukan kejadian pertama, karena empat bulan lalu hal serupa juga terjadi dengan orang yang sama,” ungkap warga tersebut kepada tim Narasi Nusantara pada Minggu (5/10/2025).

Warga juga menemukan sepeda motor dinas berpelat merah milik Kades Patukrejo di dapur rumah kontrakan. Yang mencurigakan, sepeda motor tersebut tidak memiliki pelat nomor depan maupun belakang, yang semakin memperkuat dugaan warga terhadap hubungan keduanya.
Kepala Desa Rowosari, Teguh Wiyono, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Dalam wawancara di kediamannya pada Minggu sore, ia menyatakan bahwa sekitar 50 warga berkumpul di lokasi untuk mengonfirmasi kecurigaan mereka. Teguh berperan menenangkan situasi agar tidak berujung pada tindakan anarkis.
“Saya datang ke lokasi untuk memastikan warga tetap tenang. Setelah situasi terkendali, kami menyerahkan permasalahan ini kepada Polsek Bonorowo untuk penanganan lebih lanjut,” jelas Teguh.
Baca juga : Ahli Waris Tanah di Minahasa Utara Tutup Akses Jalan Vital SBY: tuntutan Ganti Rugi dan Kritik Birokrasi
Teguh menambahkan bahwa warga telah mencapai kesepakatan untuk meminta pendamping PKH yang bersangkutan segera pindah dari Desa Rowosari. Selain itu, warga juga menuntut agar Kades Patukrejo tidak mengulangi perbuatannya. “Kami ingin menjaga harmoni di desa. Warga hanya ingin memastikan kejadian ini tidak terulang,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Polsek Bonorowo belum memberikan keterangan resmi terkait tindak lanjut kasus ini. Peristiwa ini menjadi sorotan masyarakat setempat, mengingat Kades merupakan figur publik yang diharapkan menjadi teladan, sementara pendamping PKH memiliki peran penting dalam mendampingi keluarga penerima manfaat program sosial.
Kasus ini memunculkan pertanyaan tentang integritas pejabat desa dan pengawasan terhadap penggunaan fasilitas dinas, seperti sepeda motor berpelat merah. Masyarakat Desa Rowosari berharap ada langkah tegas dari pihak berwenang untuk mencegah kasus serupa di masa depan.
Pewarta : Tur Hartoto
