
RI News Portal. DEIR AL-BALAH, Jalur Gaza — Utusan Timur Tengah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Steve Witkoff, bersama Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, pada Jumat (1/8) mengunjungi salah satu lokasi distribusi bantuan makanan di Rafah, Jalur Gaza, yang dioperasikan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah lembaga bantuan yang didukung Israel. Kunjungan ini dilakukan di tengah laporan meluas soal jatuhnya korban jiwa saat warga Gaza berusaha mendapatkan bantuan makanan di tengah konflik berkepanjangan.
Situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk, dengan para ahli internasional memperingatkan bahwa wilayah tersebut kini menghadapi ancaman kelaparan besar-besaran. Serangan militer Israel yang berlangsung hampir dua tahun terhadap Hamas telah menghancurkan infrastruktur sipil dan keamanan, membuat distribusi bantuan menjadi nyaris mustahil dilakukan secara aman. Wilayah selatan Gaza, termasuk Rafah, telah berubah menjadi zona militer yang sebagian besar tidak berpenghuni setelah mengalami kerusakan masif akibat serangan udara dan darat Israel.
Human Rights Watch (HRW), dalam laporan terbarunya yang dirilis Jumat, menyebut sistem distribusi bantuan oleh GHF sebagai cacat dan termiliterisasi, bahkan menyamakannya dengan “pembantaian yang terjadi secara rutin”. Laporan tersebut menyebut ribuan warga Gaza terpaksa berkumpul sejak malam di sekitar lokasi distribusi. Saat fajar menyingsing, mereka berjalan menuju titik bantuan sambil menghadapi tembakan peringatan dari pasukan Israel. Di dalam lokasi, kekacauan terjadi saat warga kelaparan berebut makanan. Warga yang lemah dan rentan sering kali tidak mendapatkan apa-apa.

GHF mengklaim telah menyalurkan lebih dari 100 juta paket makanan sejak mulai beroperasi pada Mei lalu. Namun, sejak saat itu pula lebih dari 1.000 warga Gaza dilaporkan tewas akibat tembakan saat berusaha mengakses bantuan, baik di sekitar lokasi GHF maupun konvoi bantuan PBB. Pihak militer Israel membantah telah menargetkan warga sipil dan menyatakan hanya melepaskan tembakan peringatan terhadap orang-orang yang dianggap mencurigakan atau tidak mematuhi perintah untuk menjauh dari posisi militer. GHF juga membantah adanya korban jiwa dalam insiden di lokasi yang dikunjungi Witkoff dan Huckabee.
Namun, Rumah Sakit Nasser di Gaza Selatan melaporkan telah menerima 13 jenazah warga yang tewas dalam insiden distribusi bantuan pada hari yang sama, termasuk yang terjadi di lokasi yang didatangi pejabat AS. Di sisi lain, Rumah Sakit Shifa di Gaza utara menerima 23 korban tewas dalam insiden di dekat pos perbatasan Zikim, pintu masuk utama bantuan ke Gaza utara. Sebagian besar korban disebut mengalami luka tembak. Sementara itu, Layanan Medis Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan 11 warga tewas di lokasi distribusi bantuan di Kota Gaza.
Baca juga : Putusan Komisi Informasi Lampung Menangkan Sengketa DPD PWRI: Penguatan Hak Publik atas Transparansi Desa
PBB menyayangkan keputusan Witkoff yang tidak menjadwalkan pertemuan dengan badan-badan kemanusiaan internasional yang telah bekerja sejak awal perang. Namun, dalam pernyataannya di media sosial, Witkoff mengatakan kunjungannya yang berlangsung lebih dari lima jam itu bertujuan untuk memahami langsung situasi kemanusiaan dan merancang strategi penyaluran bantuan pangan dan medis ke Gaza. GHF menyatakan kunjungan tersebut menunjukkan bahwa Presiden Trump memahami pentingnya memprioritaskan bantuan untuk warga sipil, bukan kelompok bersenjata.
Menanggapi laporan Human Rights Watch, militer Israel menuding Hamas telah menyabotase sistem distribusi bantuan untuk menciptakan kekacauan, meski tidak memberikan bukti. GHF juga belum memberikan tanggapan resmi atas temuan dalam laporan tersebut. Jurnalis belum pernah diizinkan meliput langsung ke dalam lokasi distribusi bantuan GHF, dan Israel masih melarang masuknya wartawan secara independen ke wilayah Gaza sejak perang dimulai.
Sementara itu, dari wilayah Tepi Barat, Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul mengunjungi desa Taybeh yang dihuni warga Kristen Palestina dan baru-baru ini menjadi korban kekerasan oleh pemukim Israel. Wadephul mengecam aksi kekerasan para pemukim dan menyebut permukiman ilegal Israel sebagai hambatan utama bagi perdamaian. Ia juga menyerukan agar Hamas meletakkan senjata dan segera membebaskan sandera yang masih ditahan.
Di kota lain yang berdekatan, warga memakamkan Khamis Ayad (45), yang tewas karena sesak napas saat memadamkan kebakaran yang diduga dilakukan pemukim Israel. Saksi mata menyatakan pasukan Israel menembakkan peluru tajam dan gas air mata ke arah warga setelah serangan tersebut. Polisi Israel menyatakan sedang menyelidiki kejadian tersebut, namun belum menangkap pelaku meski ditemukan grafiti berbahasa Ibrani dan kendaraan yang dibakar di lokasi kejadian.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menculik 251 lainnya, situasi keamanan memburuk drastis. Sekitar 50 sandera masih ditahan di Gaza, dan 20 di antaranya diyakini masih hidup. Serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 60.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. Meski tidak memisahkan antara warga sipil dan militan, data kementerian tersebut dianggap sebagai sumber paling dapat diandalkan oleh PBB dan organisasi kemanusiaan internasional lainnya.
Pewarta : Setiawan Wibisono
