
RI News Portal. Edinburgh, Skotlandia — Amerika Serikat dan Uni Eropa secara resmi menyepakati kerangka kerja perdagangan yang menetapkan tarif tunggal sebesar 15% terhadap sebagian besar komoditas lintas negara. Kesepakatan tersebut diumumkan pada Minggu (waktu setempat), menyusul pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Turnberry, Skotlandia.
Kesepakatan ini menjadi langkah krusial untuk meredam potensi perang dagang yang sempat memanas dan dikhawatirkan akan memicu instabilitas ekonomi global. Sebelumnya, pemerintah AS mengancam akan menerapkan tarif sebesar 30% terhadap berbagai produk ekspor dari 27 negara anggota Uni Eropa mulai 1 Agustus 2025.
“Ini adalah negosiasi yang menarik dan hasilnya sangat positif bagi kedua belah pihak,” ujar Trump kepada media. “Ini merupakan kesepakatan besar dengan banyak negara.”

Von der Leyen menyambut baik hasil pembicaraan tersebut. Ia menyatakan bahwa kesepakatan ini akan menghadirkan stabilitas dan prediktabilitas yang sangat dibutuhkan oleh pelaku usaha di kedua belahan Atlantik.
“Ketika AS dan UE bekerja sama sebagai mitra, manfaatnya sangat nyata. Ini bukan hanya tentang perdagangan, tapi juga stabilitas geopolitik dan investasi strategis,” katanya dalam konferensi pers.
Meski tarif 15% ditetapkan sebagai angka utama, kedua pihak juga menyepakati pembebasan tarif (zero-for-zero) untuk produk strategis seperti pesawat dan komponennya, semikonduktor, obat generik tertentu, bahan kimia, serta sumber daya alam kritikal. Pembahasan lebih lanjut akan dilakukan dalam beberapa minggu ke depan untuk menyusun rincian teknis dan daftar produk final.
Trump juga mengungkapkan bahwa Uni Eropa akan meningkatkan pembelian energi AS sebesar 750 miliar dolar dalam tiga tahun ke depan, serta menambah investasi hingga 600 miliar dolar. Selain itu, disebutkan pula rencana pembelian alat-alat militer dalam jumlah besar dari AS oleh negara-negara Uni Eropa.
Namun, Komisi Eropa menegaskan bahwa perjanjian ini masih harus mendapatkan persetujuan formal dari parlemen dan negara-negara anggota Uni Eropa sebelum diimplementasikan secara penuh.
Sebelum kesepakatan tercapai, ketegangan perdagangan antara AS dan UE sempat memicu kekhawatiran pelaku pasar. Uni Eropa bahkan telah menyiapkan langkah balasan berupa tarif terhadap ratusan produk Amerika seperti daging sapi, suku cadang otomotif, bir, dan pesawat Boeing.
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick sebelumnya menegaskan bahwa tenggat penerapan tarif bersifat final. “1 Agustus, tarif mulai berlaku. Bea Cukai akan langsung menagih. Tapi Presiden tetap terbuka untuk berdialog,” ujarnya dalam wawancara.
Jika kesepakatan ini tidak tercapai, sejumlah produk andalan dari negara-negara Eropa seperti keju Prancis, kulit Italia, elektronik Jerman, dan farmasi Spanyol diprediksi akan mengalami kenaikan harga di pasar AS. Sebaliknya, ekspor energi dan peralatan industri dari AS ke Eropa juga terancam terhambat.
“Saya pikir ini adalah kesepakatan terbesar yang pernah dibuat,” ujar Trump dengan nada optimistis. “Daripada bermain tarik-ulur tanpa hasil, lebih baik kita menyepakati sesuatu yang nyata dan saling menguntungkan.”
Kesepakatan ini menunjukkan arah baru dalam dinamika perdagangan trans-Atlantik, di mana strategi diplomasi ekonomi dan tekanan tarif digunakan sebagai instrumen negosiasi. Pemantauan lanjutan terhadap implementasi teknis dan respons parlemen Eropa akan menjadi kunci untuk menilai efektivitas jangka panjang dari perjanjian ini.
Pewarta : Setiawan S.TH
