
RI News Portal. Medan, 14 Juli 2025 — Sebuah tonggak penting dalam upaya pemerataan pendidikan nasional tercatat di Medan hari ini, dengan diresmikannya Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 2 di kawasan Sentra Bahagia, Jalan Willem Iskandar. Sekolah ini diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan membuka peluang baru bagi 100 siswa untuk memperoleh pendidikan berkualitas secara gratis.
Prosesi pembukaan sekolah dimulai pukul 07.30 WIB. Para siswa datang bersama orang tua atau pendamping untuk melakukan proses registrasi, mendapatkan konsumsi pagi, dan diarahkan ke kelas masing-masing. Suasana penuh harapan dan antusiasme menyelimuti hari pertama sekolah tersebut, menandai awal perjalanan pendidikan formal bagi para siswa yang selama ini berada di luar jangkauan sistem pendidikan konvensional.
Kepala Sentra Bahagia Medan, Teguh Supriyono, menjelaskan bahwa SRMP 2 mengadopsi sistem pembelajaran berbasis asrama. “Ada empat rombongan belajar, masing-masing terdiri dari siswa yang akan tinggal di dalam lingkungan sentra ini selama menempuh pendidikan. Di awal, mereka akan menjalani pemeriksaan kesehatan serta orientasi pengenalan lingkungan sekolah,” ujarnya. Teguh menekankan bahwa seluruh aspek kebutuhan siswa — mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga keseharian — akan ditanggung penuh oleh negara.

Model pendidikan ini diharapkan tidak hanya memberi akses belajar, tetapi juga menciptakan lingkungan tumbuh kembang yang terkontrol dan mendukung secara holistik. “Kami support seratus persen semuanya bersama-sama dengan kepala sekolah dan tim, mendampingi anak-anak karena mereka tinggal di dalam sentra ini,” tambah Teguh.
Kepala SRMP 2 Medan, Maragoti Siregar, mengungkapkan bahwa sekolah ini tidak hanya gratis, namun juga mengedepankan mutu. “Kami memiliki 11 guru dengan berbagai latar belakang akademik yang telah disiapkan secara khusus untuk mendampingi 100 siswa selama pendidikan di asrama,” jelasnya. Kurikulum yang digunakan telah disesuaikan dengan standar nasional namun diberi penguatan pada aspek karakter, keterampilan hidup, dan pendampingan psikososial.
Inisiatif pembukaan sekolah rakyat seperti SRMP 2 merupakan bagian dari strategi Kementerian Sosial dan Kementerian Pendidikan dalam memperluas cakupan pendidikan inklusif dan afirmatif bagi kelompok rentan sosial-ekonomi. Program ini sekaligus menjadi bentuk konkret dari mandat konstitusi Pasal 31 UUD 1945 tentang hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan.
Dalam konteks pemerataan pendidikan, kehadiran SRMP 2 Medan bisa dimaknai sebagai koreksi struktural terhadap kesenjangan akses dan kualitas pendidikan, khususnya di wilayah urban dengan tingkat kemiskinan tinggi. Lebih dari sekadar fasilitas fisik, sekolah rakyat mencerminkan visi negara untuk membangun keadilan sosial melalui jalur pendidikan.
Jika berhasil dikembangkan secara berkelanjutan dan disertai dengan evaluasi kebijakan berbasis data, model SRMP ini berpotensi menjadi prototipe pendidikan alternatif nasional, terutama di daerah dengan kelompok marginal yang belum terjangkau oleh sistem pendidikan formal.
Pewarta : Adi Tanjoeng

