
RI News Portal. Jakarta, 10 Juli 2025 — Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menegaskan bahwa hanya melalui kemitraan yang setara dan strategis, ASEAN dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dapat membangun kerja sama yang saling menguntungkan, sekaligus menopang kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN–RRT yang digelar pada Kamis (10/7) di Kuala Lumpur, Malaysia, sebagai bagian dari rangkaian ASEAN Foreign Ministers’ Meeting dan Post-Ministerial Conference (AMM/PMC) ke-58.
Dalam forum tersebut, Menlu Sugiono menyoroti pentingnya memperkuat kemitraan strategis komprehensif ASEAN–RRT, tidak hanya pada aspek ekonomi, tetapi juga dalam menghadapi dinamika geopolitik yang semakin kompleks. “Kemitraan ASEAN dan Tiongkok harus menjadi jangkar stabilitas regional sekaligus motor pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tegas Sugiono.

Salah satu tonggak penting yang diharapkan tahun ini adalah penandatanganan ASEAN–China Free Trade Area (ACFTA) 3.0, yang diproyeksikan akan memperluas keterbukaan dan integrasi ekonomi kawasan. Inisiatif ini dinilai strategis untuk mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi dan mempercepat transformasi digital serta transisi energi bersih.
Selain isu perdagangan, Indonesia juga menyambut baik usulan RRT terkait penerapan “Visa ASEAN”, yang bertujuan mempermudah mobilitas pelaku usaha dari negara-negara ASEAN dan Timor-Leste. Di samping itu, penyelenggaraan KTT ASEAN–Gulf Cooperation Council (GCC)–RRT pada Mei lalu diapresiasi sebagai langkah konkret memperluas jejaring kerja sama multilateral di bidang ekonomi dan energi.
Menlu RI mendorong agar kolaborasi ASEAN–RRT lebih terarah pada sektor-sektor prioritas seperti ekonomi digital, transisi energi ramah lingkungan, ketahanan pangan, serta pembangunan infrastruktur hijau dan berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya implementasi nyata dari konsensus para kepala negara dalam forum-forum sebelumnya.
Baca juga : Bea Cukai Bongkar Sindikat Narkoba Lintas Negara di Soekarno-Hatta
Lebih jauh, Sugiono menyatakan bahwa kerja sama ASEAN–RRT harus mencakup dimensi keamanan regional. Dalam konteks Laut Tiongkok Selatan, Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk berperan aktif dalam penyelesaian Code of Conduct (CoC) bersama negara ASEAN dan Tiongkok, yang ditargetkan rampung pada tahun 2026. Upaya ini disebut sebagai bagian integral dalam menjaga perdamaian dan kebebasan navigasi di kawasan strategis tersebut.
Sebagai catatan, sejak 2009 RRT telah menjadi mitra dagang terbesar ASEAN selama lebih dari 16 tahun berturut-turut, sementara sejak enam tahun terakhir ASEAN juga tercatat sebagai mitra dagang terbesar bagi RRT. Hal ini memperlihatkan interdependensi ekonomi yang kian erat di tengah perubahan tata dunia global.
Pertemuan ASEAN–RRT sebagai bagian dari forum PMC ini merupakan ajang tahunan dalam rangka memperkuat dialog dan kolaborasi antar mitra strategis ASEAN. Pada tahun ini, Menlu RRT Wang Yi turut hadir secara langsung dan menegaskan komitmen Tiongkok untuk terus memperkuat sinergi kawasan melalui pendekatan dialogis dan kolaboratif.
Pewarta : Yudha Purnama

