
RI News Potal. Wonogiri 3 Juli 2025 — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Wonogiri terus memperkuat komitmennya dalam program pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), salah satunya melalui kegiatan perawatan lahan pertanian yang terletak di area Branggang Lapas. Upaya ini diorientasikan untuk mendukung program ketahanan pangan nasional sekaligus membentuk karakter warga binaan yang produktif dan mandiri.
Kegiatan yang dilaksanakan secara rutin ini dipandu oleh petugas pembinaan, dengan melibatkan para WBP dalam berbagai tahap pemeliharaan tanaman. Adapun jenis tanaman yang dibudidayakan di lahan tersebut meliputi kangkung, bayam, terong, serta beragam sayuran lain. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan tanaman-tanaman tersebut tumbuh subur, berkat ketekunan, kedisiplinan, dan sinergi yang terjalin di antara para warga binaan.
Kepala Lapas Kelas IIB Wonogiri, Siswarno, menegaskan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk mengisi kegiatan keseharian para warga binaan, tetapi juga menjadi wahana pembelajaran yang terstruktur dalam membangun keterampilan bercocok tanam dan menumbuhkan etos kerja.
“Melalui kegiatan perawatan lahan ini, kami ingin menanamkan nilai tanggung jawab, kemandirian, dan harapan bagi para WBP. Ini adalah langkah nyata Lapas Wonogiri dalam mewujudkan pembinaan yang berkelanjutan dan produktif,” ujar Siswarno.

Pendekatan pembinaan berbasis kegiatan pertanian di lingkungan pemasyarakatan mencerminkan paradigma baru dalam penanganan narapidana, yang tidak hanya menitikberatkan pada aspek pengawasan dan pengamanan, tetapi juga pemberdayaan potensi diri warga binaan. Dengan dibekali keterampilan praktis seperti bertani, diharapkan para warga binaan memiliki peluang lebih besar untuk beradaptasi dan berkontribusi secara positif saat kembali ke masyarakat.
Baca juga : Lapas Gunungsitoli Sambut CPNS Formasi 2024: Momentum Pembentukan Karakter Pengayoman Berintegritas
Dalam konteks yang lebih luas, program ini juga sejalan dengan kebijakan ketahanan pangan nasional yang terus didorong pemerintah, terutama melalui pemanfaatan lahan produktif di berbagai instansi, termasuk lembaga pemasyarakatan. Integrasi pembinaan kemandirian dengan kontribusi terhadap sektor pertanian menjadi inovasi yang patut diapresiasi, mengingat fungsi Lapas yang kini berkembang tidak hanya sebagai tempat pembinaan perilaku, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan sumber daya manusia.
Dengan demikian, kegiatan perawatan lahan pertanian di Lapas Wonogiri dapat dibaca sebagai bentuk implementasi nilai reintegrasi sosial, sekaligus penegasan komitmen pemasyarakatan dalam mencetak warga binaan yang siap berdaya saing dan berdaya guna selepas menjalani masa pidana.
Pewarta : Nandar Suyadi
