
RI News Portal. Banjarnegara 3 Juli 2025 — Upaya penanganan anak jalanan di Kabupaten Banjarnegara menunjukkan kemajuan signifikan pada semester pertama tahun 2025. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Banjarnegara mencatat penurunan jumlah anak jalanan yang harus dirujuk ke rumah singgah secara drastis dibandingkan periode sebelumnya.
Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial dan Rehabilitasi Sosial, Eni Purwandari, SH, menjelaskan bahwa pada tahun 2024, tercatat lebih dari 60 anak jalanan masuk ke rumah singgah hanya dalam tiga bulan pertama. Sementara itu, hingga pertengahan tahun 2025, jumlahnya hanya 18 anak.
“Jika melihat perbandingan tahun lalu, kami bisa dibilang cukup berhasil. Semester pertama tahun ini baru ada 18 anak yang masuk ke rumah singgah, jauh menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 60 anak pada triwulan pertama saja,” papar Eni pada Selasa (24/6/2025).

Capaian ini dinilai tidak terlepas dari pola penanganan terpadu lintas sektor, termasuk kerja sama erat dengan Kodim Banjarnegara. Kodim berperan dalam memberikan bimbingan fisik dan pembinaan disiplin, sedangkan Dinas Kesehatan Banjarnegara mendukung dengan pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk mendeteksi potensi penyakit menular pada anak-anak yang dirujuk.
Menurut Eni, pendekatan multi-sektoral ini mampu menciptakan lingkungan rumah singgah yang lebih aman, kondusif, dan mendukung proses rehabilitasi sosial secara berkelanjutan.
“Setiap anak yang masuk akan mendapatkan bimbingan sosial, fisik, dan juga pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk memastikan mereka tidak membawa penyakit menular. Upaya ini membuat lingkungan rumah singgah lebih aman dan kondusif,” lanjutnya.
Baca juga : KPID Jateng Perkuat Sinergi Program Stratifikasi Lembaga Penyiaran bersama Pemkot Tegal
Selain fokus penanganan langsung, Dinsos PPPA Banjarnegara juga berkomitmen melakukan reintegrasi pendidikan bagi anak jalanan yang putus sekolah. Program ini diwujudkan melalui kolaborasi lintas dinas agar anak-anak dapat kembali mengakses layanan pendidikan formal.
Keberhasilan Banjarnegara dalam menekan angka anak jalanan di semester pertama 2025 dapat menjadi rujukan praktik baik (best practice) penanganan masalah kesejahteraan sosial berbasis sinergi lintas sektor di tingkat daerah. Model kolaborasi antara unsur pemerintahan daerah, unsur pertahanan, dan unsur kesehatan ini memperlihatkan bagaimana pendekatan holistik mampu memulihkan kondisi anak jalanan sekaligus meminimalkan potensi munculnya masalah serupa di masa mendatang.
Pewarta : Dimas Arif
