
RI News Portal. Jakarta 04 Juni 2025 – Dalam lanskap sepak bola modern yang semakin dikomodifikasi oleh kekuatan finansial, keputusan Bruno Fernandes untuk menolak tawaran menggiurkan dari klub Arab Saudi, Al Hilal, menjadi bahan refleksi penting bagi studi olahraga global, profesionalisme atlet, dan loyalitas terhadap institusi klub.
Dikutip dari laporan ESPN dan dikonfirmasi oleh jurnalis kenamaan Fabrizio Romano, kapten Manchester United tersebut mengabaikan tawaran gaji fantastis sebesar 700.000 poundsterling (sekitar Rp15 miliar) per pekan selama tiga tahun. Selain kompensasi pribadi yang besar, Al Hilal juga siap membayar mahar transfer senilai 100 juta poundsterling (sekitar Rp2,2 triliun) kepada Manchester United. Tawaran tersebut muncul di tengah kondisi keuangan Setan Merah yang tengah menjadi sorotan.
Namun, Bruno Fernandes, gelandang Portugal berusia 30 tahun, memilih bertahan di Old Trafford. Dalam pernyataan resminya, Fernandes mengatakan, “Akan mudah untuk pindah ke sana, bahkan beberapa pemain Portugal yang saya kenal main di sana. Namun, saya ingin bermain di level tertinggi dan bersaing untuk meraih gelar-gelar utama. Saya sangat mencintai sepak bola.”

Keputusan Fernandes layak ditelaah dalam konteks relasi antara loyalitas pemain dan ekspansi ekonomi klub-klub dari Liga Pro Arab Saudi. Dalam beberapa tahun terakhir, liga tersebut menjadi destinasi baru bagi para pesepakbola Eropa seiring masifnya investasi negara (sovereign wealth fund) Arab Saudi di sektor olahraga, bagian dari Visi 2030 mereka untuk mendiversifikasi ekonomi.
Namun, Fernandes menunjukkan orientasi yang berbeda. Bukan sekadar pertimbangan ekonomi, melainkan tekad mempertahankan kompetisi di level tertinggi Eropa. Hal ini mencerminkan posisi etis seorang atlet yang masih mengedepankan nilai-nilai sportivitas dan tantangan profesional, bukan semata insentif finansial.
Pernyataan Fernandes juga mengungkap aspek penting lainnya: proyek rekonstruksi Manchester United. Ia menyebut telah berbicara dengan pelatih Ruben Amorim, yang dikabarkan masuk radar pelatih baru MU, untuk membahas masa depan klub. Amorim disebut memintanya untuk bertahan demi stabilitas dan masa depan skuad yang lebih kompetitif.
“Manchester United tidak ingin menjual saya. Mereka tidak membutuhkan uang. Bila saya ingin pergi, mereka pasti akan mewujudkannya,” ujar Fernandes.
Baca juga : Indonesia Open 2025: Panggung Kompetisi dan Representasi Nasional dalam Olahraga Global
Sebagai kapten, Fernandes tidak hanya memainkan peran di lapangan, tetapi juga simbol kontinuitas dan kepemimpinan dalam proses transisi pasca era Erik ten Hag.
Didatangkan dari Sporting CP pada Januari 2020, Fernandes telah mencatatkan 290 pertandingan bersama Manchester United dengan kontribusi mencolok: 98 gol dan 86 assist dari total 24.660 menit bermain. Kontraknya sendiri masih berlaku hingga musim panas 2027, menegaskan bahwa secara struktural, ia merupakan bagian integral dari proyek jangka panjang Setan Merah.
Fenomena penolakan Fernandes terhadap tawaran Al Hilal dapat dibaca sebagai penegasan terhadap eksistensi nilai profesionalisme dalam sepak bola era modern. Ketika banyak pemain ternama tergoda oleh nilai kontrak fantastis dari liga-liga non-Eropa, Fernandes menunjukkan bahwa loyalitas, ambisi kompetitif, dan kecintaan terhadap permainan tetap menjadi pertimbangan utama dalam memilih karier.
Keputusan ini bukan sekadar headline olahraga, tetapi juga bagian dari diskursus akademik tentang perubahan lanskap sepak bola global, di mana keseimbangan antara kapital dan nilai-nilai olahraga terus diuji.
Pewarta : Setiawan S.TH

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal