
RI News Portal. Wonogiri, 19 Mei 2025 – Perayaan Hari Jadi Kabupaten Wonogiri ke-284 yang diselenggarakan pada 19 Mei 2025 menjadi momentum penting dalam membangun kesadaran kolektif warga terhadap semangat pembangunan daerah yang inklusif. Dengan mengusung tema “Mandiri, Maju, dan Berkelanjutan,” kegiatan ini berlangsung di Kelurahan Puloharjo dan digelar atas inisiatif Pemerintah Kelurahan bersama Lembaga Masyarakat Kelurahan (LMK), yang terdiri atas Ketua RW/RT, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Tim Penggerak PKK, Kader Posyandu, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda setempat.
Kegiatan tersebut tidak hanya merupakan perayaan seremonial, tetapi juga cermin praktik partisipasi sosial-politik masyarakat dalam pembangunan lokal. Dalam perspektif akademik, kolaborasi multipihak semacam ini mencerminkan penerapan prinsip good governance, yakni tata kelola pemerintahan yang menekankan transparansi, partisipasi, akuntabilitas, dan inklusivitas.

Perayaan ini diramaikan dengan berbagai kegiatan yang memiliki nilai budaya dan edukatif tinggi, antara lain pemotongan tumpeng tirakat Hari Jadi Wonogiri sebagai simbol rasa syukur dan harapan bagi kemajuan daerah; pembacaan sejarah Hari Jadi Wonogiri yang mengingatkan warga akan perjalanan panjang daerah; serta pemutaran video dokumenter sejarah yang memperkaya pemahaman kolektif tentang identitas lokal. Selain itu, pementasan Tari Ayodya Pala yang sarat makna budaya menambah kekayaan acara, sekaligus menjadi medium pelestarian seni tradisi. Tak kalah penting adalah lomba cerdas cermat yang diselenggarakan oleh TP PKK dengan topik Hari Jadi Wonogiri, sebagai upaya meningkatkan wawasan masyarakat, khususnya kader dan generasi muda, terhadap nilai-nilai sejarah dan pembangunan daerah.
Menurut Lurah Puloharjo, Stepanus Sulistyo Pramono, SE, kegiatan ini dirancang untuk memperkuat identitas lokal serta mendorong keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam program pembangunan yang berkelanjutan. Rangkaian acara tersebut sejalan dengan teori pembangunan berbasis komunitas (community-based development) yang menempatkan masyarakat sebagai subjek utama pembangunan.
Kehadiran unsur pemuda dan perempuan dalam struktur pelaksana kegiatan, seperti TP PKK dan tokoh pemuda, juga menandakan pentingnya kesetaraan peran lintas gender dan generasi. Hal ini mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya dalam aspek pengurangan ketimpangan sosial dan penguatan kelembagaan lokal.
Dari sisi sosiologi politik, partisipasi aktif masyarakat dalam perayaan hari jadi ini juga dapat dibaca sebagai bentuk revitalisasi nilai-nilai kolektivitas dan solidaritas sosial di tengah tantangan individualisme dan fragmentasi sosial. Melalui medium perayaan yang inklusif, masyarakat Puloharjo menunjukkan bahwa pembangunan tidak hanya menjadi domain negara, melainkan juga hasil dari sinergi antara pemerintah dan warga.
Dengan demikian, perayaan Hari Jadi Wonogiri ke-284 di Puloharjo bukan semata-mata seremoni tahunan, tetapi juga momentum edukatif dan reflektif bagi masyarakat untuk terus membangun daerah secara mandiri, maju, dan berkelanjutan.
Pewarta : Nandang Bramantyo
